BacaJuga. Oleh : Ical Rizaldysantrialit Dinukil dari kitab Al-Riyadlul Badi'ah, Hal 52 : Sampai di sini pembacaan Talqin mayit, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa. Pada saat dibacakan doa, semua pelayat atau pengiring disunnahkan duduk dan mengamini doa tersebut. Berikut ini teks doanya :
Talqin Mayit bahasa Arab تلقین المیت adalah salah satu yang disunnahkan dalam prosesi penyelenggaraan jenasah yang dibaca baik sebelum jenasah dimakamkan maupun setelahnya dan juga setelah para pelayat kembali. Talqin adalah kumpulan zikir yang mengandung aqidah Islam yang dibacakan kepada jenazah dengan adab-adab tertentu. Juga disunnahkan membaca talqin untuk orang yang sedang menghadapi sakaratul maut. Bacaan talqin terdapat dalam kitab Mafatih al-Jinan yang bersumber dari riwayat-riwayat yang ada dengan teks yang berbeda untuk jenasah laki-laki dan perempuan. Sejarah Singkat Talqin telah dimulai dari masa Nabi Muhammad saw [1] dan setelah wafatnya, Aimmah as mengajarkan talqin kepada umat Syiah yang termuat dalam sejumlah riwayat. [2] Nabi Muhammad saw bersabda, "Kepada yang telah mendekati kematiannya bacakan untuknya 'Laa ilaha illallah', dan barangsiapa yang ucapan terakhir dalam hidupnya adalah kalimat laa ilaha illah maka dia akan dimasukkan ke dalam surga. [3] Dalam literatur Syiah, setelah ucapan syahadat atas tauhid dan kenabian Nabi Muhammad saw, juga dalam talqin dibacakan kesaksian akan kebenaran Aimmah as. [4] Cara Melakukan Talqin Allamah Majlisi dalam kumpulan riwayat pada Bihar al-Anwar menukilkan metode atau cara talqin yang kemudian dituliskan kembali oleh Syaikh Abbas al-Qummi dalam kita Mafatih al-Jinan yang ditulisnya. [5] Cara talqin yang disebutkan adalah sebagai berikut Setelah mayit ditempatkan dalam kubur, maka simpul kafannya dibuka dan menempatkan wajahnya ke arah tanah dan membuatkan alas kepala dari tanah yang berada di bawah kepalanya dan pada belakang mayit diletakkan batu bata atau gumpalan tanah liat agar tubuh mayit tidak kembali kebelakang dan sebelum ditutup yang akan mentalqin meletakkan tangan pada bahu dan mendekatkan mulut ke telinga mayit dengan sambil menggoyangkan tubuh mayit, mengucapkan sebanyak tiga kali Jika pada mayit laki-laki disebutkan nama mayit dan nama ayahnya untuk mengganti penyebutan fulan bin fulan pada teks bacaan talqin di bawah ini. Misalnya namanya adalah Muhammad dan nama ayahnya adalah Ali maka diucapkanاسْمَعْ افْهَمْ یا مُحَمَّدَ بْنَ عَلی Terjemahan Teks Dengar dan pahami wahai Fulan bin Fulan Apakah anda berada di atas perjanjian yang itu memisahkan anda dari kami? sebuah perjanjian yang berisi persaksian bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya dan sesungguhnya Muhammad salam Allah atasnya dan untuk keluarganya adalah hamba-Nya dan rasul-Nya dan penghulu para nabi dan penutup para rasul dan sesungguhnya Ali adalah pemimpin orang-orang beriman dan penghulu para washi dan imam yang oleh Allah swt ketaatan seluruh alam wajib atasnya dan al-Hasan dan al-Husain dan Ali bin al-Husain dan Muhammad bin Ali dan Ja'far bin Muhammad dan Musa bin Ja'far dan Ali bin Musa dan Muhammad bin Ali dan Ali bin Muhammad dan al-Hasan bin Ali dan al-Qaim al-Hujjah al-Mahdi salam Allah atas mereka semuanya pemimpin kaum mukminin dan hujjah Allah atas seluruh makhluknya dan para imammu adalah para imam yang memberi petunjuk dan membawa kebenaran. اِسْمَعْ اِفْهَمْ یا فُلانَ بْنَ فُلان هَلْ انْتَ عَلَی الْعَهْدِ الَّذِی فَارَقْتَنا عَلَیهِ مِنْ شَهَادَةِ انْ لٰا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَریکَ لَهُ وَ انَّ مُحَمَّداً صَلّی اللّٰهُ عَلَیهِ وَ آلِهِ عَبْدُهُ وَ رَسُولُهُ وَ سَیدُ النَّبِیینَ وَ خاتَمُ الْمُرْسَلِینَ و انَّ عَلِیاً أَمیرُ الْمُؤمِنینَ وَ سَیدُ الْوصِیینَ وَ امامٌ افْتَرَضَ اللّٰهُ طاعَتَهُ عَلَی الْعٰالَمِینَ وَ انَّ الْحَسَنَ وَ الْحُسَینَ وَ عَلِی بْنَ الْحُسَینِ وَ مُحَمَّدَ بْنَ عَلِی وَ جَعْفَرَ بْنَ مُحَمَّدٍ وَ مُوسَی بْنَ جَعْفَرٍ وَ عَلِی بن مُوسیٰ وَ مُحَمَّدَ بْنَ عَلِی وَ عَلی بْنَ مُحَمَّدٍ وَ الْحَسَنَ بْنَ عَلی وَ الْقٰائِمَ الْحُجَّةَ الْمَهْدِی صَلَواتُ اللّٰهِ عَلَیهِمْ ائِمَّةُ الْمُؤمِنینَ وَ حُجَجُ اللّٰهِ عَلَی الْخَلْقِ أَجْمَعِینَ وَ ائِمَّتُکَ ائِمَّةُ هُدیً اَبْرارٌ یا فُلانَ بْنَ فُلانٍ اذا اتٰاکَ الْمَلَکٰانِ الْمُقَرَّبٰانِ رَسُولَینِ مِنْ عِندِ اللّٰهِ تَبٰارَکَ وَ تَعٰالَی وَ سَأَلاکَ عَنْ رَبِّکَ وَ عَنْ نَبِیکَ وَ عَنْ دِینکَ وَ عَنْ کِتابِکَ وَ عَنْ قِبْلَتِکَ وَ عَنْ ائِمَّتِکَ فَلا تَخَفْ وَ لا تَحْزَنْ وَ قُلْ فِی جَوابِهِما اللّٰهُ رَبّی وَ مُحَمَّدٌ صَلَّی اللّٰهُ عَلَیهِ وَ آلِهِ نَبِیی وَ الإِسْلامُ دِینِی وَ الْقُرْآنُ کِتٰابِی وَ الْکَعْبَةُ قِبْلَتِی وَ امیرُ الْمُؤمِنینَ عَلِی بْنُ أبی طٰالِبٍ امٰامی وَ الْحَسَنُ بْنُ عَلِی الُمجْتَبیٰ امٰامی وَ الْحُسَینُ بْنُ عَلِی الشَّهیدُ بِکَرْبَلاءَ امٰامِی وَ عَلِی زَینُ الْعٰابِدِینَ امَامِی وَ مُحَمَّدٌ البِاقِرُ امَامِی وَ جَعْفَرٌ الصّادِقُ امَامِی وَ مُوسَی الکاظِمُ إِمامی وَ عَلِی الرِّضٰا إِمامی و مُحَمَّدٌ الجَوادُ إِمامی و عَلی الْهَادِی امَامِی وَ الْحَسَنُ الْعَسْکَری امَامِی وَ الْحُجَّةُ الْمُنْتَظَرُ امٰامی هٰؤُلٰاءِ صَلَواتُ اللّٰهِ عَلَیهِمْ أَجْمَعِینَ ائِمَّتِی وَ سَادَتِی وَ قَادَتِی وَ شُفَعَائِی بِهِمْ أَتَولَّی وَ مِنْ اعدائِهِمْ أَتَبَرَّأُ فِی الدُّنْیا وَ الآخِرَةِ ثُمَّ اعْلَمْ یا فُلانَ بْنَ فُلان انَّ اللّٰهَ تَبَارَکَ وَ تَعَالَی نِعْمَ الرَّبُّ وَ انَّ مُحَمَّداً صَلَّی اللّٰهُ عَلَیهِ وَ آلِهِ نِعْمَ الرَّسُولُ وَ انَّ عَلِی بْنَ أَبِی طالِبٍ وَ اوْلادَهُ الْمَعْصُومینَ الْأَئِمَّةَ الْاثْنَی عَشَرَ نِعْمَ الْأئِمَّةُ وَ انَّ مٰا جَاءَ بِهِ مُحَمَّدٌ صَلَّی اللّٰهُ عَلَیهِ وَ آلِهِ حَقٌ وَ انَّ الْمَوْتَ حَقٌ وَ سُؤٰالَ مُنْکَرٍ وَ نَکیرٍ فِی القَبْرِ حَقٌّ وَ الْبَعْثَ حَقٌّ‌ النُّشُورَ حَقٌّ وَ الصِّرٰاطَ حَقٌّ وَ الْمِیزٰانَ حَقٌّ وَ تَطٰایرَ الْکُتُبِ حَقٌّ وَ انَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ وَ النّٰارَ حَقُّ وَ انَّ السَّاعَةَ آتِیةٌ لا رَیبَ فِیهَا وَ انَّ اللّٰهَ یبْعَثُ مَنْ فِی الْقُبُورِ أَ فَهِمْتَ یا فُلانُ ثَبَّتَکَ اللّٰهُ بِالْقَولِ الثَّابِتِ وَ هَداک اللّٰهُ إِلَی صِرَاطٍ مُسْتَقِیمٍ عَرَّفَ اللّٰهُ بَینَکَ وَ بَینَ اوْلیٰائِکَ فی مُسْتَقَرٍّ مِنْ رَحْمَتِهِ. اللّٰهُمَّ جَافِ الْأَرْضَ عَنْ جَنْبَیهِ وَ اصْعَدْ بِرُوحِهِ الَیکَ وَ لَقِّهِ مِنکَ بُرهَاناً اللّٰهُمَّ عَفوَکَ عَفْوَک Talqih untuk Jenazah Perempuan Jika jenazahnya adalah perempuan, maka nama dan kata gantinya mengggunakan muannats tanpa melakukan perubahan lainnya pada teks bacaan talqin. Jadi pada teks fulan bin fulan diganti dengan fulanah ibnata fulan dengan menggunakan nama mayit dan nama ayahnya. Manfaat Talqin Menurut riwayat, praktik ritual seperti talqin dapat membantu manusia setelah mengalami kematian dan meskipun tidak memiliki peran yang menentukan. Sebab faktor penentu utama yang menentukan nasib seseorang setelah kematian adalah tingkah laku dan akidahnya disaat menjalani kehidupan di dunia, dan beberapa perilaku dapat menghambat efektivitas talqin. Sebagaimana yang diriwayatkan dari Imam Shadiq as, "Ada seseorang ahli Madinah di masa Rasulullah saw sedang mengalami sakit dan dengan penyakitnya itu ia meninggal dunia. Saat menghadapi sakaratul mau ia menggigit lidahnya dan mulutnya dalam keadaan tertutup. Rasulullah saw mendekati ranjangnya dan berkata kepadanya, "Ucapkanlah Laa ilahailllah". Namun laki-laki itu tidak bisa. Nabi saw kemudian bertanya kepada perempuan yang juga berada di sisi ranjang. "Apakah ibu laki-laki ini masih hidup?" Perempuan itu berkata, "Aku adalah ibunya." Rasulullah saw berkata kepadanya, "Apakah kamu ridha kepadanya?" Dia berkata, "Tidak". Nabi saw kemudian meminta perempuan tersebut untuk memaafkan anaknya dan perempuan itu melakukan yang diminta Nabi. Setelah itu, Nabi Muhammad saw berkata kepada laki-laki yang sakit tersebut, "Katakanlah Laa ilaha illallah." Dan laki-laki itupun mengucapkannya. [6] Catatan Kaki ↑ Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, sewaktu Nabi Muhammad saw hendak mengubutkan Fatimah binti Asad ibu Imam Ali as, ia berdiri di atas kepalanya, dan berkata, "Wahai Fatimah, sewaktu Munkar dan Nakir datang menemuimu dan bertanya mengenai Tuhan kepadamu, maka jawablah, "Allah ada Tuhanku, Muhammad adalah nabiku, Islam adalah agamaku, Alquran kitabku dan putraku Ali adalah imam dan waliku." Hurr Amili, Wasail al-Syiah, jld. 3, hlm. 176 ↑ Talqin menjelang kematian dijelaskan dalam riwayat dengan teks sebagai berikut لَا إِلَهَإِلَّا اللَّهُ الْحَلِیمُ الْکرِیمُ لَا إِلَهَ إِ لَّا اللَّهُ الْعَلِی الْعَظِیمُ سُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَ رَبِّ الْأَرَضِینَ السَّبْعِ وَ مَا فِیهِنَّ وَ مَا بَینَهُنَّ وَ مَا تَحْتَهُنَّ وَ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِیمِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعالَمِینSyaikh Shaduq, Man Laa Yahdhuru al-Faqih, jld. 1, hlm. 132 ↑ Syaikh Shaduq, Man Laa Yahdhuru al-Faqih, jld. 1, hlm. 132 ↑ Syaikh Shaduq, Man Laa Yahdhuru al-Faqih, jld. 1, hlm. 134, hadis no. 356 ↑ Qumi, Mafatih al-Jinan, pada bab Talqin Mayit ↑ Syaikh Shaduq, Man Laa Yahdhuru al-Faqih, jld. 1, hlm. 132 Daftar Pustaka Hurr Amili, Muhammad bin Hasan, Wasail al-Syiah, Qom, Muassasah Ali al-Bait, cet. I, 1409 H Imam Khumani, Sayid Ruhullah, Taudhih al-Masail, Qom,Daftar Intisyarat Islami, cet. VIII, 1424 H Qummi, Syaikh Abbas, Mafatih al-Jinan Syaikh Shaduq, Muhammad bin Ali, Man Laa Yahdhuru al-Faqih, Tehran, penerbit Shaduq, 1367 HS Thabathabai Yazdi, Sayid Muhammad Kazhim, al-'Urwah al-Wutsqah, Beirut, Muassasah al-'Alami lil Mathbu'at, cet. II, 1409 H
TeksBerbahsaa Indonesia Bacaan TALQIN untuk Mayit. Teks Berbahasa Arab Bacaan TALQIN Untuk Mayit. Tatacara Penguburan Jenazah. Tatacara Mensholati Jenazah. Tatacara Mengkafani Jenazah. Tatacara Memandikan Jenazah. Merawat Orang Yang Baru Saja Meninggal Dunia. Merawat Orang Yang Sedang Naza' (Sakaratul Maut)
Ilustrasi bacaan talqin mayit. Foto UnsplashTalqin mayit adalah mengingatkan kembali sesuatu kepada orang yang sedang sakaratul maut atau kepada orang yang baru saja dikubur dengan kalimat tertentu. Umat Muslim dianjurkan untuk melakukan talqin kepada orang yang sedang sakaratul maut dengan menyebut laa ilaha illallah. Dengan demikian orang yang sedang menemui ajal tersebut mengingat Allah SWT dan meniru SAW bersabda “Tuntunlah orang yang meninggal di antara kamu dengan mengucapkan lā ’ilāha ’illā allāh”. Sebab barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah lā ’ilāha ’illā allāh, maka dia akan masuk surga” HR. Abu Daud. Dikatakan sahih oleh Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih no. 1621.Bacaan talqin mayit juga dibacakan setelah jenazah dimakamkan. Mengutip buku Ritual Tradisi Islam Jawa oleh Sholikhin, pemuka agama melakukan talqin mayit untuk memberi ketenangan kepada ruh si mayat dalam menghadapi persoalan kubur dan untuk memberi pelajaran kepada yang masih hidup. Syarat mayat yang ditalqinkan adalah akil baligh, sehingga tidak dilakukan jika jenazah adalah anak-anak atau orang gila. Talqin didasarkan bahwa setelah dikuburkan Allah SWT akan mendatangkan malaikat penanya kubur, yaitu Munkar dan mayit kadang tidak dikehendaki oleh keluarga si mayat. Sebab, ada perbedaan hukum talqin mayit sesuai ulama yang berpendapat. Untuk mengetahui hukum talqin mayit, simak penjelasan berikut Bacaan Talqin MayitIlustrasi bacaan talqin mayit. Foto UnsplashMengutip dari Talqin Mayit Menurut Pandangan KH. Muhammad Murtadlo At-Ṭubany dalam Naskah Majmu’at Tashtamilu ala ’arbai Rasa’il tulisan Ainul Murtadho 2019 71, para ulama memiliki pandangan yang berbeda mengenai hukum talqin mayit. Pandangan tersebut terbagi tiga, yakni yang menganggap hukum talqin mayit adalah sunah, mubah, dan makruh. Berikut penjelasannyaMenurut madzhab Imam Syafi'i, talqin setelah mayat dikuburkan hukumnya sunah. Substansi talqin yaitu mengingatkan jenazah akan pertanyaan-pertanyaan kubur. Maka dari itu, bagi yang menghendaki, boleh dilakukan talqin mayit di kuburan mayat yang baru saja satu dalil yang menjadi dasar adalah surat Adz-Zariyat ayat 55 yang artinya “Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.”Menurut Syekh Ibnu Taimiyyah, mentalqin mayit setelah dikubur hukumnya mubah atau boleh. Beliau berkata“Mentalqin mayit setelah kematiannya itu tidak wajib, berdasarkan ijma’, juga tidak termasuk perbuatan yang masyhur di kalangan umat Islam pada masa Nabi shallallahu alaihi wasallam dan para khalifahnya. Tetapi hal itu diceritakan dari sebagian sahabat, seperti Abi Umamah dan Watsilah bin Al-Asqa’. Karenanya, sebagian ulama membolehkannya, seperti imam Ahmad. Sebagian sahabat murid imam Ahmad, dan sahabat-sahabat imam Syafi’i mensunnahkannya. Sebagian ulama menghukuminya makruh, karena meyakininya sebagai bid’ah. Dengan demikian, ada tiga pendapat dalam hal ini; sunnah, makruh, dan mubah. Dan pendapat yang terakhir mubah merupakan pendapat yang paling adil” Ahmad bin Abdul Halim bin Taimiyyah, Al-Fatawa Al-Kubra, juz 3.Menurut sebagian ulama mazhab Maliki, mentalqin mayit hukumnya makruh. Artinya, perbuatan yang dirasakan jika meninggalkannya itu lebih baik daripada Abdul Wahab Al-Baghdadi Al-Maliki berkata “Begitu pula dimakruhkan, menurut imam Malik, mentalqin mayit setelah diletakkan di dalam kubur.”
Sampaidi sini pembacaan Talqin mayit, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa. Pada saat dibacakan doa, semua pelayat atau pengiring disunnahkan duduk dan mengamini doa tersebut. Berikut ini teks doanya : نَسْتَوْدِعُكَ اللَّهـُمَّ يَا أَنِيْسَ كُلِّ وَحِيْدٍ وَيَا حَاضِرًا
Bagaimanakah perlaksanaan bacaan talqin selepas pengebumian jenazah? Panduan ini akan menerangkan secara lengkap bacaan talqin yang diamalkan di Malaysia serta kawasan nusantara, berserta doa selepas bacaan talqin. Semoga panduan ini membantu anda, insyaAllah. Isi KandunganPengenalanDefinisi Dan Maksud TalqinHukum Bacaan TalqinContoh Teks Bacaan TalqinDoa Selepas Bacaan TalqinMaksud DoaPenutup Pengenalan Topik ini adalah kesinambungan daripada panduan utama iaitu Pengurusan Jenazah Orang Islam Membaca talqin sesudah dikebumikan jenazah adalah sesuatu yang amat baik. Kebanyakkan ulama’ mazhab asy-Syafi’e dan mazhab-mazhab lainnya memandang perkara ini sesuatu yang amat baik untuk dilakukan dan ia tidak termasuk dalam erti kata bidaah kerana asas atau sandarannya sedangkan bidaah yang sebenar ialah yang tidak mempunyai apa-apa asas atau sandaran sekalipun lemah. Antara yang menyokong bacaan talqin ialah Imam al-Qurtubi pengarang Tafsir al-Qurtubi, al-Marhum Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili pengarang Tafsir al-Manir dan Fiqh Islami Wa Adillatuh, dan ramai lagi ulama-ulama mazhab yang lain. Imam Abu Amru pernah ditanya mengenai talqin, lalu beliau menjawab di dalam fatwanya Talqin itu memang perkara yang telah kami pilih dan kami melakukannya. Kami telah meriwayatkan sebuah hadis daripada Abi Umamah tetapi sanadnya tidak kuat Namun beliau berpegang dengan hujah bahawa talqin itu pernah dilakukan oleh penduduk Syam. Perhatian Bacaan talqin tidak dianjurkan dibaca kepada jenazah kanak-kanak kerana tidak ada apa-apa asas dan sandaran tentang itu. Definisi Dan Maksud Talqin Apakah maksud talqin? Talqin berasal daripada perkataan bahasa Arab iaitu Laqqana لَقَّنَ yang bermaksud mengajar ataupun memberi peringatan. Dalam kamus Dewan edisi ke-4, talqin bermaksud petunjuk atau peringatan tentang soal jawab di dalam kubur yang dibacakan kepada jenazah orang Islam selepas sahaja ia dikebumikan. Namun realitinya, talqin merupakan peringatan dan pengajaran buat orang yang hadir semasa upacara pengkebumian tersebut supaya mereka menyedari bahawa kematian itu adalah pasti dan janji-janji Allah SWT itu juga pasti. Jika diizinkan dan dikehendaki oleh Allah SWT, pasti jenazah yang berada di dalam kubur itu juga mendengar peringatan yang disampaikan. Intipati bacaan talqin mengandungi peringatan, amaran, pengajaran dan kesedaran bahawa kehidupan dunia tidak akan kekal, akhirnya semua makhluk akan menemui Khaliqnya iaitu Allah. Semua kesenangan kenikmatan dan kemewahan dunia akan ditinggalkan buat selama-lamanya, hanya amal-amal soleh sahaja yang akan dibawa sebagai bekalan menuju ke akhirat. Soalan munkar dan nakir, nikmat dan azab kubur adalah benar sama sekali. Hukum Bacaan Talqin Ulama-ulama mazhab al-Shafi’i berpendapat bahawa hukum membaca talqin selepas jenazah dikebumikan adalah sunat. Berikut adalah beberapa pendapat ulama mazhab al-Shafi’i berkenaan dengan hukum talqin Imam al-Nawawi di dalam kitab Raudah al-Talibin Sunat membaca talqin kepada mayat setelah ia dikebumikan. Bacaan talqin ini disunatkan oleh sahabat-sahabat al-Nawawi di dalam kitabnya al-Majmu’ Para sahabat kami berpendapat, sunat membaca talqin buat si mati selepas mengkebumikannya dengan duduk di sisi Khatib al-Syarbini di dalam kitabnya Mughni al-Muhtaj Sunat hukumnya mentalqinkan jenazah yang mukallaf selepas Abu Qasim al-Qazwini di dalam kitabnya Fath al-Aziz Disunatkan mentalqinkan mayat sebaik sahaja ia dikebumikan. Menurut Imam al-Nawawi, talqin sunat dibacakan kepada jenazah yang mukallaf tetapi tidak disunatkan kepada jenazah kanak-kanak. Sandaran kepada pendapat-pendapat para ulama mazhab al-Shafi’i di atas adalah berdasarkan dalil hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Sa’id al-Azdiy daripada Abu Umamah RA Sa’id al-Azdiy berkata Aku telah menyaksikan Abu Umamah dalam keadaan nazak. Beliau telah berkata kepadaku Wahai Sa’id, jika aku mati nanti, hendaklah kamu semua melakukan sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Rasulullah di mana Baginda bersabda Jika salah seorang daripada saudara kamu meninggal dunia, lalu setelah kamu meratakan tanah di atas kuburnya, maka berdirilah salah seorang di sisi kepala kuburnya kemudian bertalqin Wahai fulan bin fulanah nama ibunya, sebab mayat itu mendengar tetapi dia fidak boleh menjawab. Kemudian bertalqin lagi Wahai fulan bin fulanah, sebab mayat itu akan bangun dan duduk. Kemudian bertalqin lagi Wahai fulan bin fulanah, sebab mayat itu akan berkata Berilah petunjuk kepada kami, semoga Allah Ta’ala merahmati kamu tetapi kamu tidak menyedarinya. Kemudian, dia bertalqin lagi Sebutlah sesuatu yang telah kamu bawa keluar dari dunia iaitu persaksian sesungguhnya tiada tuhan melainkan Allah dan sesungguhnya Nabi Muhammad itu ialah hamba dan utusan-Nya. Sesungguhnya kamu reda bahawa Allah itu tuhan kamu, Islam adalah agamamu, Nabi Muhammad itu nabi Nya dan al-Quran itu adalah imammu. Maka sesungguhnya malaikat Munkar dan Nakir saling berpegangan tangan kedua-duanya sambil berkata Marilah kita pergi, tidak ada gunanya kita duduk di samping orang yang sudah diajarkan ditalqinkan hujjahnya. Lalu, seorang sahabat bertanya Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami tidak mengenali ibunya. Baginda pun bersabda Nasabkanlah dia dengan ibunya iaitu Hawa isteri nabi Adam Wahai fulan bin Hawa.— Hadis riwayat al-Tabrani Menurut Imam al-Nawawi, meskipun sanad hadis ini dhaif tetapi ianya diperkuatkan dengan penyaksian penyaksian daripada hadis-hadis yang sahih, malahan ia menjadi amalan masyarakat terdahulu sehingga kini. Oleh yang demikian, tidak timbul isu bid’ah dalam perkara ini kerana amalan membaca talqin selepas pengkebumian diperakui dan diterima sebagai amalan yang sunat oleh mazhab al-Shafi’e sebagai mazhab yang menjadi pegangan umat Islam di Malaysia. Justeru itu, amalan membaca talqin ini merupakan perkara yang baik dan sama sekali tidak bercanggah dengan hukum syarak kerana kandungan talqin adalah satu peringatan, pengajaran dan kesedaran buat orang yang masih hidup bahawa dunia ada hanyalah tempat yang sementara dan mati itu adalah pasti. Berikut adalah teks bacaan talqin yang menjadi amalan dalam kalangan masyarakat Islam di Malaysia Maha Suci Allah Tuhan yang Maha Gagah, tunggal dengan kekuasaan dan kekal selama lamanya. Allah yang telah menggagahi hamba hamba-Nya dengan mati dan binasa untuk menilai kedudukan amal bakti mereka jika ada sesiapa di antara kamu yang lebih berjasa dan berjaya. Sesungguhnya amal dan usaha kamu itu kelak pada hari akhirat akan diperlihatkan oleh Allah SWT. Segala sesuatu pasti akan binasa, hanya sahaja yang tidak binasa dan tetap kekal hanyalah dzat Allah tuhan yang Maha Esa, bagi-Nya segala bentuk hukuman dan kepada-Nya kamu semua akan berbicara. Firman Allah dalam surah Ali Imran ayat 185 Setiap yang bernyawa pasti akan merasai kematian dan sesungguhnya pada hari kiamat sahajalah akan disempurnakan balasan kamu. Ketika itu sesiapa yang dijauhkan daripada api neraka dan dimasukkan ke syurga, maka sesungguhnya dia telah berjaya. Dan ingatlah bahawa kehidupan di dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan bagi orang-orang yang terpedaya. Daripada tanah Kami telah jadikan kamu, ke dalam tanah Kami akan kembalikan kamu dan dari dalam tanah pula Kami akan keluarkan kamu nanti pada suatu ketika. Daripada tanah, Kami telah jadikan kamu iaitu untuk mencari ganjaran dan pahala. Ke dalam tanah, Kami akan kembalikan kamu iaitu untuk habuan ulat ulat dan tanah juga. Dengan nama Allah dan dengan keagungan Allah, berpunca daripada Allah dan berbalik kepada Allah dan di atas agama Nabi Muhammad Rasulullah . Inilah yang dinamakan Kiamat iaitu sesuatu yang telah dijanjikan oleh Allah dan sungguh benarlah rasul-rasul itu bahawa tiadalah kiamat itu melainkan tempikan yang sekali sahaja, maka sekonyong konyong manusia itu semuanya mati. Wahai hamba Allah, anak daripada dua hamba Allah, semoga kamu dikurniakan rahmat oleh Allah SWT. Dunia ini telah pergi meninggalkan kamu dan kamu pula telah meninggalkan segala perhiasan, kemewahan dan kesenangan dunia. Sekarang kamu telah berada di alam barzakh iaitu satu daripada beberapa banyak lagi alam bagi menunggu akhirat. Oleh yang demikian, janganlah kamu lupa ikatan janji taat setiamu yang telah kamu ikrarkan semasa kamu meninggalkan kami sewaktu menuju ke alam akhirat iaitu pengakuan Laa ilaha illallah Muhammadur rasulullah, tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya melainkan Allah dan Nabi Muhammad itu ialah utusan Allah. Apabila datang kepadamu dua Malaikat iaitu Munkar dan Nakir yang mana kedua-duanya itu sebagai wakil daripada Allah untuk menyoal kamu dan orang-orang lain yang mati seumpama kamu, maka janganlah kamu menjadi terkejut, merasa gerun dan gentar kerana kedua-duanya itu adalah makhluk Allah jua sama seperti kamu. Apabila tiba kedua-dua Malaikat itu dan bertanya kepadamu Man rabbuka – Siapa Tuhanmu? Man nabiyyuka – Siapa Nabimu?Ma dinuka – Apa agamamu?Man imamuka – Siapa imammu?Ma qiblatuka – Apa kiblatmu? Man ikhwanuka – Siapa saudara-saudaramu?Apa keyakinan semasa kamu mati? Maka jawablah Allah Tuhanku. Apabila kedua dua Malaikat itu bertanya lagi, maka jawablah Allah tuhanku dan apabila kedua-dua Malaikat itu bertanya lagi untuk kali yang ketiga iaitu pertanyaan akhir yang menentukan kebaikan, maka jawablah dengan lancar Allah Tuhanku, Muhammad nabiku, Islam agamaku, al-Quran imamku, Kaabah kiblatku dan orang-orang Islam seluruhnya adalah saudaraku. Aku telah hidup dan telah pun mati tetapi aku tetap dengan pengakuan Laa ilaha illallah iaitu tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya melainkan Allah dan Nabi Muhammad itu sebenar benarnya ialah utusan Allah. Peganglah wahai hamba Allah dengan keterangan ini dan ketahuilah sesungguhnya engkau akan tetap tinggal di alam barzakh ini sehingga ke suatu masa apabila sekalian penghuni kubur akan dibangkitkan bagi berbicara di hadapan Tuhannya. Justeru itu, apabila ditanya tentang seorang lelaki yang telah dilantik untuk kamu dan makhluk-makhluk yang lain sekaliannya, maka katakanlah bahawa orang itu ialah Nabi Muhammad Rasulullah yang telah mengemukakan kepada kami penjelasan penjelasan yang nyata daripada Tuhannya. Kami telah mengikuti dan percaya kepadanya, malah kami telah memperakui ianya betul dan benar dengan kerasulannya. Maka, sebaik-baik sahaja masing-masing berundur, katakanlah حَسْبِيَ الله yang bermaksud cukuplah untukku hanya Allah, tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya melainkan Dia, kepada-Nya aku berserah, Dia-lah Tuhan yang memiliki pemerintahan yang Maha Besar. Ketahuilah wahai hamba Allah, sesungguhnya mati itu benar, masuk ke liang kubur itu benar, soalan Munkar dan Nakir itu benar, bangkit semula dari kubur itu benar, berbicara kerana mengira buruk atau baiknya amalan yang telah dilakukan adalah benar, timbangan yang menentukan mana yang lebih banyak antara amalan-amalan yang baik daripada amalan-amalan yang buruk juga benar, meniti siratal mustaqim yang menentukan ke syurga atau neraka adalah benar, syurga adalah benar, neraka juga adalah benar dan sesungguhnya Allah akan membangkitkan semula penghuni-penghuni kubur. Semoga Allah menetapkan kamu dengan perkataan yang tetap ulang 3 kali. Ditetapkan oleh Allah akan orang-orang yang beriman dengan perkataan yang tetap iaitu kalimah tauhid di dunia mahupun di akhirat. Firman Allah berbunyi Wahai orang yang mempunyai jiwa yang sentiasa tenang tenteram. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan keadaan engkau berpuas hati dengan segala nikmat yang diberikan lagi diredhai di sisi Tuhanmu. Serta masuklah engkau dalam kumpulan hamba-hambaku yang berbahagia. Dan masuklah ke dalam Syurga-Ku! — Surah al-Fajr 27-30 Justeru itu, sekalian yang hadir marilah sama sama kita memanjatkan doa ke hadrat Allah agar dengan limpah kurnia-Nya, Allah memberikan keampunan, kebaikan dan rahmat kepada almarhum /almarhumah ini. Semoga Allah menempatkannya dalam kalangan hamba-hamba-Nya yang beruntung dan berbahagia. Armin….amin ya Rabbal alamin…. al-Fatihah. Doa Selepas Bacaan Talqin Setelah selesai membaca talqin, sebaik-baiknya upacara pengkebumian diakhiri dengan bacaan doa buat si mati sebelum meninggalkan tanah perkuburan Berikut doa yang boleh dibaca di atas kubur Bagi Jenazah Lelaki Bagi Jenazah Perempuan Maksud Doa Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Pengasih. Ya Allah, telah diserahkan si mati kepada-Mu oleh orang-orang yang mempunyai rasa kasih sayang kepadanya iaitu dari kalangan anaknya, isterinya, kaum kerabatnya dan saudara-maranya. Si mati telah berpisah dengan orang-orang yang mencintainya dan keluar dari keluasan rumah tangga dan kemewahan hidup menuju ke liang kubur yang gelap dan sempit. Dia telah menuju kepada-Mu ya Allah sedangkan Engkau sebenarnya adalah sebaik-baik tempat yang ditujui. Jika Engkau menyeksa si mati ini, maka itu adalah kerana dosanya. Tetapi, jika Engkau mengampuninya, maka hanya Engkau sahaja yang berhak mengampuninya. Ya Allah, Engkau terkaya daripada menyeksakannya padahal si mati benar benar berhajat kepada limpah rahmat-Mu. Ya Allah, limpahkanlah kebaikan buat si mati, ampunilah dosa-dosanya, kurniakan syafaat jemaah kami ini padanya. Ampunilah dosanya, luaskanlah kubur untuknya, lindungilah dia daripada azab seksa kubur. Masukkanlah ke dalam kuburnya itu rasa ketenteraman dan kerehatan, lepaskanlah dia dari setiap halangan yang menghalanginya untuk menuju ke syurga. Tingkatkanlah darjatnya di dalam syurga illiyyin dengan rahmat-Mu ya Allah, Tuhan yang Maha Pengasih daripada segala pengasih. Sebelum pulang, disunatkan menyiram tanah kubur tersebut dengan air, menaburkan anak-anak batu yang kecil di atasnya dan menanam sepotong ranting kayu atau dahan kecil di bahagian kepala kubur. Penutup Dengan berakhirnya bacaan doa dan talqin, selesailah pengurusan jenazah dan tanggungjawab orang yang masih hidup ke atas jenazah. Apabila seseorang telah meninggal dunia dan jenazahnya selamat dikebumikan, tamatlah segala-galanya apa yang telah diusahakan semasa hayatnya di dunia. Kerana kehidupan di dunia tidak sama dengan kehidupan di alam barzakh. Dan sekarang jenazah itu sedang melalui kehidupan di alam itu. Sabda Rasulullah ﷺ yang bermaksud Apabila mati seseorang, terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak soleh yang mendoakannya— Riwayat Muslim, Abu Daud, at-Tirmizi dan an-Nasa’i

bacaantalqin mayit, bacaan talqin mayit setelah dikuburkan, bacaan talqin mayit bahasa jawa, bacaan talqin mayit bahasa arab dan indonesia, bacaan talqin mayit nu, bacaan talqin mayit di kuburan,

Berikut ini adalah susunan bacaan talqin mayit yang dibaca setelah jenazah dimakamkan. Rangkaian doa ini lazim dibaca masyarakat di atas kubur pada saat pemakaman jenazah. Bacaan talqin ini dikutip dari Kitab Majmu Syarif, Kitab Perukunan Melayu dan Kitab Maslakul Akhyar karya Sayyid Utsman bin Yahya. لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ، وَهُوَ حَيٌّ دَائِمٌ لَا يَمُوْتُ، بِيَدِهِ الخَيْرُ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ المَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُوْرَكُمْ يَوْمَ القِيَامَةِ، فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ، وَمَا الحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الغُرُوْرِ، Lā ilāha illallāhu wahdahū lā syarīka lahū, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyī wa yumītu, wa huwa dā’imun lā yamūtu, bi yadihil khayru, yafalu mā yasyā’u, wa huwa alā kulli syay’in qadīrun. Kullu nafsin dzā’iqatul mawti, wa innamā tuwaffawna ujūrakum yaumal qiyāmati, fa man zuhziha anin nāri wa udkhilal jannaha fa qad fāza, wa mal hayātud duniyā illā matāul ghurūri. يَا عَبْدَ اللهِ، ابْنَ عَبْدَيِ اللهِ يَا أَمَةَ اللهِ، بِنْتَ عَبْدَيِ اللهِ... يَا عَبْدَ اللهِ، ابْنَ حَوَاء يَا أَمَةَ اللهِ، بِنْتَ حَوَاء... Yā abdallāhi, ibna abdayillāhi yā amatallāhi, binta abdayillāhi… Yā abdallāhi, ibna Hawā yā amatallāhi, binta Hawā… اذْكُرِ اذْكُرِي العَهْدَ الَّذِيْ خَرَجْتَ خَرَجْتِ عَلَيْهِ مِنْ دَارِ الدُّنْيَا، وَهُوَ شَهَادَةُ أَنْ لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَأَنَّ المَوْتَ حَقٌّ، وَأَنَّ القَبْرَ حَقٌّ، وَأَنَّ نَعِيْمَهُ حَقٌّ، وَأَنَّ عَذَابَهُ حَقٌّ، وَأَنَّ سُؤَالَ مُنْكَرٍ وَنَكِيْرٍ فِيْهِ حَقٌّ، وَأَنَّ البَعْثَ حَقٌّ، وَأَنَّ الحِسَابَ حَقٌّ، وَأَنَّ المِيْزَانَ حَقٌّ، وَأَنَّ الصِّرَاطَ حَقٌّ، وَأَنَّ شَفَاعَةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ، وَأَنَّ الجَنَّةَ حَقٌّ، وَأَنَّ النَّارَ حَقٌّ، وَأَنَّ لِقَاءَ اللهِ تَعَالَى لِأَهْلِ الحَقِّ حَقٌّ، وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيْهَا، وَأَنَّ اللهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي القُبُوْرِ، Udzkurul ahdal ladzī kharajta alayhi min dārid duniyā, wa huwa syahādatu an lā ilāha illallāhu, wa anna Muhammadan Rasūlullāhi shallallāhu a’alayhi wa sallama, wa annal mawta haqqun, wa annal qabra haqqun, wa anna naīmahū haqqun¸ wa anna adzābahū haqqun, wa anna su’āla Munkarin wa Nakīrin fīhi haqqun, wa annal batsa haqqun, wa annal hisāba haqqun, wa annal mīzāna haqqun, wa annas shirātha haqqun, wa anna syafā’ata Sayyidinā Muhammadin shallallāhu alayhi wa sallama haqqun, wa annal jannata haqqun, wa annan nāra haqqun, wa anna liqā’allāhi ta’ala li ahlil haqqi haqqun, wa annas sā’ata ātiyatun lā rayba fīhā, wa annallāha yabatsu man fil qubūri. الآنَ قَدْ صِرْتَ صِرْتِ فِي أَطْبَاقِ الثَّرَى وَبَيْنَ عَسَاكِرِ المَوْتَى، فَإِذَا جَاءَكَ جَاءَكِ المَلَكَانِ المُوَكَّلَانِ بِكَ بِكِ، وَهُمَا مُنْكَرٌ وَنَكِيْرٌ فَلَا يُفْزِعَاكَ يُفْزِعَاكِ وَلَا يُرْهِبَاكَ يُرْهِبَاكِ، فَإِنَّهُمَا خَلْقٌ مِنْ خَلْقِ اللهِ تَعَالَى عَزَّ وَجَلَّ، وَإِذَا سَأَلَاكَ سَأَلَاكِ "مَنْ رَبُّكَ رَبُّكِ ومَنْ نَبِيُّكَ نَبِيُّكِ وَمَا دِيْنُكَ دِيْنُكِ وَمَا قِبْلَتُكَ قِبْلَتُكِ وَمَا إِمَامُكَ إِمَامُكِ وَمَنْ إِخْوَانُكَ إِخْوَانُكِ" فَقُلْ فَقُوْلِيْ لَهُمَا بِلِسَانٍ فَصِيْحٍ وَاعْتِقَادٍ صَحِيْحٍ "اللهُ رَبِّي ومُحَمَّدٌ نَبِيِّى وَالإِسْلَامُ دِيْنِي وَالكَعْبَةُ قِبْلَتِي وَالقُرْآنُ إِمَامِي وَالمُسْلِمُوْنَ وَالمُؤْمِنُوْنَ إِخْوَانِي،" وَقُلْ وَقُوْلِيْ "رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا وَبِالإِسْلَامِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا وَرَسُوْلًا" عَلَى ذَلِكَ حُيِّيْتَ حُيِّيْتِ وَعَلَى ذَلِكَ مِتَّ مِتِّ وَبِذَلِكَ تُبْعَثُ تُبْعَثِيْنَ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ الآمِنِيْنَ 3 x ثَبَّتَكَ اللهُ بِالقَوْلِ الثَّابِتِ ثَبَّتَكِ اللهُ بِالقَوْلِ الثَّابِتِ يُثَبِّتُ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوْا بِالقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ، يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ المُطْمَئِنَّةُ، ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً، فَادْخُلِى فِي عِبَادِي وَادْخُلِي جَنَّتِي Adapun berikut ini adalah rangkaian susunan bacaan tahlil dan doa wahbah yang lazim dibaca oleh masyarakat Jakarta. Rangkaian zikir dan tahlil yang dibuka dengan Surat Al-Fatihah ini terdiri atas ayat-ayat Al-Quran dan kutipan hadits. 1. Pengantar Al-Fatihah. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَاَلِهِ وصَحْبِهِ شَيْءٌ لِلهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ Artinya, “Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Untuk yang terhormat Nabi Muhammad SAW, segenap keluarga, dan para sahabatnya. Bacaan Al-Fatihah ini kami tujukan kepada Allah dan pahalanya untuk mereka semua. Al-Fatihah…” 2. Al-Fatihah. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الَّمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِ يْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ. اَمِينْ Artinya, “Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terlontar. Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada-Mu kami menyembah. Hanya kepada-Mu pula kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Kauanugerahi nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Semoga Kaukabulkan permohonan kami.” 3. Surat Al-Ikhlas 3 kali. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ هُوَ اللهُ اَحَدٌ. اَللهُ الصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ. وَلَمْ يَكٌنْ لَهُ كُفُوًا اَحَدٌ . Artinya, “Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Katakanlah, Dialah yang maha esa. Allah adalah tuhan tempat bergantung oleh segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan-Nya.’” 3 kali. 4. Tahlil dan takbir. لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ Artinya, “Tiada tuhan yang layak disembah kecuali Allah. Allah maha besar.” 5. Surat Al-Falaq. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ. وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَ. وَمِنْ شَرِّ النَّفَاثاتِ فِى الْعُقَدِ. وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ Artinya, “Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Katakanlah, Aku berlindung kepada tuhan yang menguasai waktu subuh dari kejahatan makhluk-Nya. Dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang mengembus nafasnya pada buhul-buhul. Dan dari kejahatan orang-orang yang dengki apabila ia mendengki.’” 6. Tahlil dan takbir. لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ Artinya, “Tiada tuhan yang layak disembah kecuali Allah. Allah maha besar.” 7. Surat An-Nas. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. قُلْ اَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ. مَلِكِ النَّاسِ. اِلَهِ النَّاسِ. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ. الَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُوْرِ النَّاسِ. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ Artinya, “Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Katakanlah, Aku berlindung kepada tuhan manusia, raja manusia. Sesembahan manusia, dari kejahatan bisikan setan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia. Dari setan dan manusia.’” 8. Tahlil dan takbir. لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ Artinya, “Tiada tuhan yang layak disembah kecuali Allah. Allah maha besar. 9. Surat Al-Fatihah. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الَّمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ. اَمِينْ Artinya, “Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terlontar. Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada-Mu kami menyembah. Hanya kepada-Mu pula kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Kauanugerahi nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Semoga Kaukabulkan permohonan kami.” 10. Awal Surat Al-Baqarah. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. المّ. ذَلِكَ الكِتابُ لاَرَيْبَ فِيْهِ هُدَى لِلْمُتَّقِيْنَ. الَّذِيْنَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ. وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُونَ بِمَا اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَا اُنْزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِالْاَخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ. اُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ، وَاُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ . Artinya, “Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Alif lam mim. Demikian itu kitab ini tidak ada keraguan padanya. Sebagai petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada kitab Al-Qur’an yang telah diturunkan kepadamu Muhammad SAW dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelumnya, serta mereka yakin akan adanya kehidupan akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari tuhannya. Merekalah orang orang yang beruntung.” 11. Surat Al-Baqarah ayat 163. وَاِلَهُكُمْ اِلَهٌ وَّاحِدٌ لاَ اِلَهَ اِلاَّ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ Artinya, “Dan Tuhan kalian adalah Tuhan yang maha esa. Tiada tuhan yang layak disembah kecuali Dia yang maha pengasih lagi maha penyayang.” 12. Ayat Kursi Surat Al-Baqarah ayat 255... اللهُ لاَ اِلَهَ اِلاَّ هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَاْ خُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَّهُ مَا فِى السَّمَوَاتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِى يَشْفَعُ عِنْدَهُ اِلاَّ بِاِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَينَ اَيْدِيْهِمِ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلاَ يُحْيِطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ اِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَوَاتِ وَالْاَرْضَ، وَلاَ يَئُودُهُ حِفْظُهُمُا، وَهُوَ الْعَلِىُّ الْعَظِيْمُ . Artinya, “Allah, tiada yang layak disembah kecuali Dia yang hidup kekal lagi berdiri sendiri. Tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberikan syafa’at di sisi-Nya kecuali dengan izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu dari ilmu-Nya kecuali apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat menjaga keduanya. Dia maha tinggi lagi maha agung.” 13. Surat Al-Baqarah ayat 284-286. لِلَّهِ مَا فِى السَّمَوَاتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ. وَاِنْ تُبْدُوْا مَا فِى اَنْفُسِكُمْ اَوْ تَخْفُوْهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللهُ. فَيَغْفِرُ لَمِنْ يَّشَاءُ وَيُعْذِّبُ مَنْ يَّشَاءُ. وَاللهُ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيْرٌ. اَمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَا اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهِ وَالْمُؤْمِنُوْنَ. كُلٌّ اَمَنَ بِاللهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ. لَانًفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهِ. وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ. لَا يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا. لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكَتْسَبَتْ. رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا اِنْ نَسِيْنَا اَوْ اَخْطَاْنَا. رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا. رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ. وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا اَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ Artinya, “Hanya milik Allah segala yang ada di langit dan yang ada di bumi. Jika kamu menyatakan atau merahasiakan apa saja yang di hatimu, maka kamu dengan itu semua tetap akan diperhitungkan oleh Allah. Dia akan mengampuni dan menyiksa orang yang dikehendaki. Allah maha kuasa atas segala sesuatu. Rasulullah dan orang-orang yang beriman mempercayai apa saja yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya. Semuanya beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan kepada para utusan-Nya. Kami tidak membeda-bedakan seorang rasul dari lainnya.’ Mereka berkata, Kami mendengar dan kami menaati. Ampunan-Mu, wahai Tuhan kami, yang kami harapkan. Hanya kepada-Mu tempat kembali.’ Allah tidak membebani seseorang kecuali dengan kemampuannya. Ia mendapat balasan atas apa yang dia perbuat dan siksaan dari apa yang dia lakukan. Tuhan kami, janganlah Kau siksa kami jika kami terlupa atau salah. Tuhan kami, jangan Kau tanggungkan pada kami dengan beban berat sebagaimana Kaubebankan kaum sebelum kami. Jangan pula Kaubebankan pada kami sesuatu yang kami tidak mampu. Ampunilah kami. Kasihanilah kami. Kau pemimpin kami. Tolonglah kami menghadapi golongan kafir,” Surat Al-Baqarah ayat 284-286. 14. Surat Hud ayat 73. ارْحَمْنَا، يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ *3 Artinya, “Kasihani kami, wahai Tuhan yang maha kasih.” 3 kali. رَحْمَتُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ عَلَيْكُمْ اَهْلَ الْبَيْتِ اِنَّهُ حَمِيْدٌ مَّجِيْدٌ Artinya, “Dan rahmat Allah serta berkah-Nya kami harapkan melimpah di atas kamu sekalian wahai ahlul bait. Sungguh Dia maha terpuji lagi maha pemurah,” Surat Hud ayat 73. 15. Surat Al-Ahzab ayat 33. اِنَّمَا يُرِدُ اللهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ اَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيْرًا . Artinya, “Sungguh Allah berkehendak menghilangkan segala kotoran padamu, wahai ahlul bait, dan menyucikanmu sebersih-bersihnya,” Surat Al-Ahzab ayat 33. 16. Surat Al-Ahzab ayat 56. اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا . Artinya, “Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bacalah shalawat untuknya dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” 17. Shalawat Nabi. اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا ومَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، عَدَدَ مَعْلُوْمَاتِكَ وَمِدَادَ كَلِمَاتِكَ كُلَّمَا ذَكَرَكَ الذَّاكِرُوْنَ وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِكَ الْغَافِلُوْنَ .وَسَلِّمْ وَرَضِيَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَنْ سَادَاتِنَا اَصْحَابِ سَيِّدِنَا رَسُوْلِ اللهِ اَجْمَعِيْنَ . Artinya, “Ya Allah, tambahkanlah rahmat dan kesejahteraan untuk pemimpin dan tuan kami Nabi Muhammad SAW, serta keluarganya, sebanyak pengetahuan-Mu dan sebanyak tinta kalimat-kalimat-Mu pada saat zikir orang-orang yang ingat dan pada saat lengah orang-orang yang lalai berzikir kepada-Mu. Semoga Allah yang maha suci dan tinggi meridhai para pemimpin kami, yaitu para sahabat Rasulullah, tanpa kecuali.” 18. Surat Ali Imran ayat 173 dan Surat Al-Anfal ayat 40. حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ. نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ . Artinya, “Cukup Allah bagi kami. Dia sebaik-baik wakil. Surat Ali Imran ayat 173. Dia sebaik-baik pemimpin dan penolong,” Surat Al-Anfal ayat 40. 19. Hauqalah. وَلَاحَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ . Artinya, “Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah yang maha tinggi dan agung.” 20. Istighfar. اَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمَ *3 الَّذِيْ لَا اِلَهَ اِلَّا هُوَ الحَيُّ القَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ Artinya, “Saya mohon ampun kepada Allah yang maha agung.” 3 kali. Allah yang tiada tuhan selain Dia yang maha hidup, lagi terjaga. Aku bertobat kepada-Nya.” 21. Hadits keutamaan tahlil. اَفْضَلُ الذِّكْرِ فَاعْلَمْ اَنَّهُ لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ، حَيٌّ مَوْجُوْدٌ Artinya, “Sebaik-baik zikir–ketahuilah–adalah lafal La ilāha illallāh’, tiada tuhan selain Allah, zat yang hidup dan ujud.” لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ، حَيٌّ مَعْبُوْدٌ Artinya, “Tiada tuhan selain Allah, zat yang hidup dan disembah.” لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ، حَىٌّ بَاقٍ الَّذِيْ لَا يَمُوْتُ Artinya, “Tiada tuhan selain Allah, zat kekal yang takkan mati.” 22. Tahlil 100 kali. لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ Artinya, “Tiada tuhan selain Allah.” 100 kali. 23. Dua kalimat syahadat. لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Artinya, “Tiada tuhan selain Allah. Nabi Muhammad SAW utusan-Nya.” 24. Shalawat Nabi. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ *3 Artinya, “Tuhanku, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad. Tuhanku, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepadanya.” 3 kali. 25. Tasbih. سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ.*33 سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ Artinya, “Maha suci Allah dan dengan memuji-Nya. Maha suci Allah dan dengan memuji-Nya. 33 atau 10 kali. Maha suci Allah dan dengan memuji-Nya. Maha suci Allah yang maha agung dan dengan memuji-Nya. 26. Shalawat Nabi. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى حَبِيْبِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ *3 اَجْمَعِيْنَ. Artinya, “Ya Allah, tambahkanlah rahmat dan kesejahteraan untuk kekasih-Mu, yaitu pemimpin kami, Nabi Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya semua. 3 kali. Al-Fatihah.” كَلِمَةُ حَقٍّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوْتُ وَبِهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ الآمِنِيْنَ بِرَحْمَةِ اللهِ وَكَرَمِهِ، اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا. اَلْفَاتِحَةْ Artinya, “Kalimat hak. Di atas kalimat itu kami hidup. Di atasnya pula kami mati. Dengannya pula kami dibangkitkan yang insya Allah termasuk orang yang aman berkat rahmat dan kemurahan Allah. Sungguh, Allah dan malaikatnya melimpahkan shalawat rahmat kepada nabi. Wahai orang yang beriman, shalawatlah kepadanya dan doakan kesejahteraan yang terbaik untuknya.” 27. Surat Al-Fatihah. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الَّمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِ يْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ. اَمِينْ Artinya, “Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terlontar. Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada-Mu kami menyembah. Hanya kepada-Mu pula kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Kauanugerahi nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Semoga Kaukabulkan permohonan kami.” Doa Tahlil Adapun berikut ini adalah doa tahlil yang biasa dibaca sebagai pengiring zikir tahlilan. Doa ini diawali dengan pujian dan shalawat. Doa ini kemudian ditutup dengan doa pendek sesudah Surat Al-Fatihah. Doa ini berisi permohonan ampun kepada Allah SWT, shalawat, aneka permohonan, dan permintaan agar Allah menyampaikan pahala bacaan zikir dan tahlilan yang terdiri atas ayat Al-Quran itu kepada semua yang tersebut di dalam doa khususnya almarhum dan almarhumah tuan rumah doa wahbah. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنْ الرَّحِيْمِ. الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ حَمْدَ النَّاعِمِيْنَ حَمْدًا يُّوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِىءُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. سُبْحَانَكَ لَا نُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ، فَلَكَ الحَمْدُ قَبْلَ الرِّضَى وَلَكَ الحَمْدُ بَعْدَ الرِّضَى وَلَكَ الحَمْدُ إِذَا رَضِيْتَ عَنَّا دَائِمًا أَبَدًا. Artinya, “Aku berlindung kepada Allah dari setan yang dilontar. Dengan nama Allah yang maha pengasih, lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam sebagai pujian orang yang bersyukur, pujian orang yang memperoleh nikmat sama memuji, pujian yang memadai nikmat-Nya, dan pujian yang memungkinkan tambahannya. Tuhan kami. hanya bagi-Mu segala puji sebagaimana pujian yang layak bagi kemuliaan dan keagungan kekuasaan-Mu.” اللَّهُمَّ صَلِّ علَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِ سَيِّدِنَا مُحِمَّدٍ. Artinya, “Ya Allah, tambahkanlah rahmat untuk pemimpin kami, yaitu Nabi Muhammad SAW dan untuk keluarganya.” اللَّهُمَّ كَمَا خَصَّصْتَنَا بِكِتَابِكَ الكَرِيْمِ وَهَدَيْتَنَا إِلَى صِرَاتِكَ المُسْتَقِيْمِ، أَصْلِحْ بِهِ مِنَّا جَمِيْعَ مَا فَسَدَ وَطَهِّرْ بِهِ مِنَّا مَا ظَهَرَ وَمَا بَطَنَ. Artinya, “Ya Allah, sebagaimana Kaumuliakan kami dengan Kitab suci-Mu yang mulia dan Kautunjuki kami ke jalan yang lurus, maka berikanlah kemaslahatan untuk kami sebagai pengganti mafsadat dan sucikan kami dari kotoran yang tampak dan tersembunyi.” اللَّهُمَّ اشْرَحْ بِالقُرْآنِ صُدُوْرَنَا وَيَسِّرْ بِهِ أُمُوْرَنَا وَعَظِّمْ بِهِ أُجُوْرَنَا وَحَسِّنْ بِهِ أَخْلَاقَنَا وَوَسِّعْ بِهِ أَرْزَاقَنَا وَنَوِّرْ بِهِ قُبُوْرَنَا Artinya, “Ya Allah, dengan Al-Qur’an lapangkanlah hati kami, mudahkan urusan kami, lipatgandakanlah pahala kami, perbaiki akhlak kami, luaskan rezeki kami, dan terangilah kubur kami.” اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ وَاَوْصِلْ ثَوَاَبَ مَا قَرَأْنَاهُ مِنْ الْقُرْاَنِ الْعَظِيْمِ وَمَا هَلَلْنَا وَمَا سَبَّحْنَا وَمَا اسْتَغْفَرْنَا وَمَا صَلَّيْنَا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَدِيَّةً مِنَّا وَاصِلَةً وَرَحْمَةً نَازِلَةً وَبَرَكَةً شَامِلَةً اِلَى حَضَرَاتِ حَبِيْبِنَا وَشَفِيْعِنَا وَقُرَّةِ اَعْيُنِنَا سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَاِلَى جَمِيْعِ إِخْوَانِهِ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ. خُصُوْصًا إِلَى أَرْوَاحِ جَمِيْعِ أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْاَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا، خُصُوْصًا إِلَى آبَاءِنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَنَخَصُّ خَصُوْصًا إِلَى مَنِ اجْتَمَعْنَا هَهُنَا بِسَبَبِهِ وَلِاَجْلِهِ Artinya, “Ya Allah, terima dan sampaikanlah pahala bacaan Al-Quran kami, bacaan tahlil, bacaan tasbih, istighfar, dan bacaan shalawat kami sebagai hadiah yang bersambung dari kami, rahmat yang turun, dan keberkahan yang merata untuk kekasih kami, pemberi syafaat kami, kesenangan kami, pemimpin serta tuan kami, yaitu Nabi Muhammad SAW, seluruh nabi dan rasul, .para wali, syuhada, orang saleh, para sahabat, tabi’in, ulama yang mengamalkan ilmunya, penulis yang ikhlas, seluruh mujahid di jalan Allah, dan para malaikat muqarrabin, khususnya roh semua ahli kubur baik mukminin, mukminat, muslimin, maupun muslimat yang tersebar dari timur hingga barat di daratan dan di lautan, khususnya bapak, ibu, kakek, dan nenek kami, terlebih khusus lagi roh orang yang mana sebab dan karenanya kita berkumpul di sini.” وَنَخَصُّ خَصُوْصًا إِلَى...فلان/فلانة، وأهل هذا البيت، وأقرباؤهم Artinya, “Sampaikanlah pahala semua yang kami baca khususnya untuk sebutkan nama-nama almarhum/almarhumah yang dimaksud, keluarganya seisi rumah, dan kerabatnya.” اللَّهُمَّ أَنْزِلْ فِيْ قَبْرِهِ الرَّحْمَةَ وَالضِّيَاءَ وَالنُّوْرَ، وَالبَهْجَةَ وَالرَوْحَ وَالرَيْحَانَ وَالسُّرُوْرَ، مِنْ يَوْمِنَا هَذَا إِلَى يَوْمِ البَعْثِ وَالنُّشُوْرِ، إِنَّكَ مَلِكٌ رَبٌّ غَفُوْرٌ. Artinya, “Ya Allah, turunkanlah di kuburnya almarhum fulan rahmat, sinar, cahaya, kegembiraan, kesenangan, keharuman, dan kebahagiaan sejak hari ini hingga hari kebangunan dan kebangkitan. Sungguh, Kau penguasa, tuhan yang maha pengampun.” اللَّهُمَّ اجْعَلِ القُرْآنَ العَظِيْمَ فِي قَبْرِهِ مُؤْنِسًا، وَفِي القِيَامَةِ شَافِعًا، وَفِي الحَشْرِ ضِيَاءً وَظِلًّا وَدَلِيْلًا، وَفِي المِيْزَانِ رَاجِحًا، وَعَلَى الصِّرَاطِ نُوْرًا وَقَائِدًا، وَعَنِ النَّارِ سِتْرًا وَحِجَابًا، وَفِي الجَنَّةِ رَفِيْقًا. Artinya, “Ya Allah, jadikanlah Al-Qur’an di kuburnya sebagai teman, di Hari Kiamat sebagai pemberi syafaat, di tempat berkumpul mahsyar kelak sebagai sinar, naungan, dan petunjuk, di mizan sebagai pemberat timbangan amal baik, di sirath sebagai cahaya dan penuntun, dari api neraka sebagai tabir dan hijab, dan di surga sebagai kawan.” اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ. اللَّهُمَّ اَنْزِلِ الرَّحْمَةَ وَالْمَغْفِرَةَ عَلَى أَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنْ أَهْلِ لَاالَهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ. Artinya, “Ya Allah, berikanlah ampunan, kasih sayang, afiat, dan maaf untuk mereka. Ya Allah, turunkanlah rahmat dan ampunan bagi ahli kubur penganut dua kalimat syahadat.” رَبَّنَا أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، سًبْحَانَ رَبَّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ. اَلْفَاتِحَةْ … Artinya, “Tuhan kami, perlihatkanlah kami kebenaran dan anugerahkan kami untuk dapat mengikutinya. Perlihatkan pula kebatilan dan anugerahkan kami untuk dapat menjauhinya. Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia, dan kebaikan di akhirat. Maha suci Tuhanmu, Tuhan pemilik kemuliaan dari segala yang mereka gambarkan. Semoga kesejahteraan melimpah untuk para rasul. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam. baca Surat Al-Fatihah.” 28. Surat Al-Fatihah اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَلرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الَّمُسْتَقِيْمَ. صِرَاطَ الَّذِ يْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّيْنَ. اَمِينْ Artinya, “Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terlontar. Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada-Mu kami menyembah. Hanya kepada-Mu pula kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Kauanugerahi nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Semoga Kaukabulkan permohonan kami Amin.” Doa Pendek Doa pendek ini dibaca setelah membaca Surat Al-Fatihah yang menjadi penutup doa panjang. وَاعْفُ عَنَّا يَا كَرِيْمُ *2 بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ ارْحَمْنَا. اَللَّهُمَّ بِحَقِّ الفَاتِحَةِ وَبِسِرِّ الفَاتِحَةِ وَبِكَرَامَةِ الفَاتِحَةِ، يَا فَارِجَ الهَمِّ يَا كَاشِفَ الغَمِّ يَا مَنْ لِعَبْدِهِ يَغْفِرُ وَيَرْحَمُ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ ذُنُوْبَنَا وَاسْتُرْ عُيُوْبَنَا وَفَرِّجْ هُمُوْمَنَا وَاكْشِفْ غُمُوْمَنَا وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، دَعْوَاهُمْ فِيْهَا سُبْحَانَكَ اَللَّهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيْهَا سَلَامٌ، وَآخِرُ دَعْوَاهُمْ أَنِ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ Artinya, “Maafkanlah kami wahai Tuhan yang pemurah 2 kali. Dengan kasih sayang-Mu wahai zat yang paling pengasih, kasihanilah kami. Ya Allah, berkat hakikat, rahasia, dan kemuliaan Surat Al-Fatihah, wahai Tuhan pemberi jalan dari kebingungan, pembuka jalan dari kebimbangan, wahai Tuhan yang pengampun dan penyayang hamba-Nya, ya Allah ampunilah dosa kami, tutuplah aib kami, berikan jalan atas kebingungan kami, bukakanlah jalan atas kebimbangan kami, dan damaikanlah perseteruan di antara kami. Doa mereka ahli surga di dalamnya adalah Maha suci Engkau ya Allah.’ Penghormatan mereka di dalamnya adalah salam. Akhir doa mereka adalah Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.’” Rangkaian talqin, zikir tahlil, dan doanya ini diambil dari Kitab Majmu Syarif, Kitab Perukunan Melayu, dan Kitab Maslakul Akhyar yang biasa dipraktikkan di masyarakat. Semoga rangkaian talqin dan zikir tahlil ini bermanfaat bagi masyarakat secara umum. Wallahu alam. Alhafiz Kurniawan
Istritidak mau Pakai Jilbab Bolehkah Dicerai - Ustadz Khalid Basalamah
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID vWfWnVw6xvvFh5VFXv3m2G6qVvUz8jC1hkhzaQOcMURgS11NyQlPaA==

TalqinMayit. 5. Sampainya Pahala, Do'a, dan Sadakah Kepada orang yang Sudah Meniggal di sunahkan membaca الصلاة جامعة dan bacaan semisalnya seperti هلموا الى الصلاة atau هلموا الى الفلاح يرحمكم الله dan lain sebagainya. Arti talqin secara bahasa adalah Tafhim (memberika n pemahaman),

DIHYAHal Kalbi RA adalah seorang sahabat yang mempunyai wajah, janggut (jenggot), perawakan dan usia yang menyerupai Malaikat Jibril AS

Artikelkali akan membahas mengenai bacaan doa talqin mayit sesudah dikubur di lafadz bahasa arabnya. Talqin mayit sendiri biasa dilakukan Seusai jenazah dimakamkan dan dimasukkan ke kuburan / liang lahat. Seusai itu Disorientasi satu kerabat duduk disamping makam dan membacakan bacaan talqin mayit ini. Arti talqin dengan cara bahasa Yaitu Tafhim (membagikan pemahaman), memberi peringatan

BacaanTalqin Mayit Lengkap Sesudah Dikubur dalam Bahasa Arab Bacaan Doa Talqin Mayit Lengkap Sesudah Dikubur dalam Tulisan Bahasa Arab. Bacaan Talqin Mayit Lengkap Sesudah Dikubur dalam Bahasa Arab. Apakah Talqin Mayit juga disyariatkan bagi yang sudah meninggaldikubur. له الحكم و اليه ترجعون. 4- Hari-Hari Diharamkan Puasa .
  • l0c3by05n3.pages.dev/454
  • l0c3by05n3.pages.dev/252
  • l0c3by05n3.pages.dev/179
  • l0c3by05n3.pages.dev/437
  • l0c3by05n3.pages.dev/37
  • l0c3by05n3.pages.dev/344
  • l0c3by05n3.pages.dev/169
  • l0c3by05n3.pages.dev/247
  • bacaan talqin mayit bahasa jawa